My favorite football team

This is Andri Wijaya on the line.

This is default featured slide 2 title

This is Andri Wijaya on the line.

This is default featured slide 3 title

This is Andri Wijaya on the line.

This is default featured slide 4 title

This is Andri Wijaya on the line.

This is default featured slide 5 title

This is Andri Wijaya on the line.

Wednesday, January 27, 2016

Proposal PI Persediaan Bahan Baku

1.         JUDUL
MEMPELAJARI TINGKAT PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PEMBUATAN PT ….
2.         LATAR BELAKANG
            Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka banyak bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Persediaan dalam suatu perusahaan memiliki peranan penting dalam menunjang jalannya suatu proses produksi. Apabila persediaan dalam suatu perusahaan dikelola dengan baik maka proses produksi pun dapat berjalan dengan lancar.  Persediaan itu sendiri merupakan sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan konsumen. Dalam industri manufaktur persediaan dapat berupa persediaan bahan baku, bahan pembantu, bahan dalam proses serta barang jadi. Persediaan bahan baku merupakan bagian terbesar dalam penggunaan modal kegiatan produksi suatu perusahaan dan merupakan aktivitas yang selalu mengalami perubahan setiap saat karena kebutuhan akan permintaan yang dapat berubah-ubah. Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengelola persediaan bahan baku dengan baik.
            Perencanaan dan pengendalian persediaan yang baik akan sangat membantu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Pengendalian persediaan biasa digunakan perusahaan agar dapat menjaga kelangsungan proses produksi pada perusahaan tersebut, serta menjaga persediaan produk yang dibuat dapat memberikan keuntungan yang lebih bagi perusahaan. Lebih atau tidaknya persediaan dalam suatu perusahaan dapat mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan ongkos lebih jika terjadi penumpukkan persediaan pada perusahaan. Sebaliknya, apabila persediaan terlalu sedikit juga dapat merugikan perusahaan karena persediaan bahan baku untuk membuat produk tidak mencukupi, yang mengakibatkan proses produksi tidak dapat berjalan dengan baik sehingga perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan pesanan dari distributor. Pengendalian tingkat persediaan harus memperhatikan berbagai aspek yang berkaitan dengan persediaan agar dapat mengoptimalkan kinerja perusahaan dan menekan biaya yang harus dikeluarkan seminimum mungkin.

3.         IDENTIFIKASI MASALAH
            Proses produksi sangatlah bergantung pada ketersediaan bahan baku yang cukup. Kelebihan atau kekurangan bahan baku dapat menyebabkan biaya yang dikeluarkan perusahaan menjadi besar sehingga kinerja perusahaan tidak dapat optimal dan keuntungan perusahaan juga tidak optimal.

4.         PEMBATASAN MASALAH
Kerja Praktek dan pengambilan data hanya dilakukan di PT … di JL. Data yang akan diambil hanya pada bagian inventory. Produk yang diamati pada penulisan ilmiah hanya mengkaji persediaan bahan baku produk…. Waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan data hanya 1 bulan mulai dari bulan Juli 2016 sampai Agustus 2016.

5.         PERUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah penulisan ilmiah ini tentang tingkat persediaan bahan baku pembuatan pada PT … termasuk metode yang sudah ditetapkan yang dilakukan pada PT ….
1.      Apa yang membuat proses produksi tidak berjalan dengan baik?
2.      Kenapa pengendalian persediaan dapat mempengaruhi produksi?
3.      Bagaimana cara mengendalikan produksi agar berjalan dengan baik?                

6.         TUJUAN KERJA PRAKTEK
            Kerja praktek mengenai pengendalian tingkat persediaan bahan baku pada PT … memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1.        Mengetahui pengendalian tingkat persediaan bahan bakuyang terdapat pada PT .
2.        Mengetahui penggunaan metode pengendalian tingkat persediaan bahan baku yang tepat agar tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan, sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.

7.         LANDASAN TEORI
            Landasan teori merupakan literature yang berhubungan dengan permasalahan dan berguna untuk membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. Berikut landasan teori yang didapat.
7.1       Pengertian Persediaan
Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya.
Manajemen persediaan berada diantara fungsi manajemen operasi yang paling penting karena persediaan membutuhkan modal yang sangat besar dan mempengaruhi pengiriman barang kepada pelanggan.( Roger G. Schroeder, 2004)
Hal ini bisa saja terjadi, karena tidak selamanya barang-barang atau jasa-jasa tersedia pada setiap saat, yang berarti pula bahwa pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya ia dapatkan. Jadi persediaan sangat penting untuk setiap perusahaan, baik yang menghasilkan suatu barang maupun jasa.
Persediaan ini diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut terjamin kelancarannya. Dengan demikian perlu diusahan keuntungan yang diperoleh lebih besar dari biaya-biaya yang ditimbulkannya.
Persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, bagian-bagian yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi / produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu.(Freddy Rangkuti, 2000)
pada setiap tahap dari setiap proses produksi dan pendistribusian barang, persediaan memegang peranan penting pada perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan tanpa bergantung pada suplier pada setiap operasinya, mulai dari bahan baku, barang dalam proses, sampai barang jadi, selanjutnya didistribusikan kepada grosir dan pengecer. (Elwood S. Buffa,2000)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan / proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.
Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlambat jalannya operasi perusahaan pabrik, yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang, serta selanjutnya menyampaikan kepada para pelanggan atau konsumen.
Adapun alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan pabrik  adalah :
a.       Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi  dan untuk memindahkan produk dari suatu tinggkat proses ketinggkat proses lainnya yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan.
b.      Alasan organisasi, untuk memungkinkan suatu unit atau bagian membuat jadwal operasinya secara bebas, tidak tergantung dari yng lainnya.
(Freddy Rangkuti, 2000)
Sedangkan persediaan yang diadakan mulai dari bentuk bahan mentah sampai barang jadi, antara lain berguna untuk dapat:
a.       Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
b.      Menghilangkan resiko dari materi yang dipesan berkualitas tidak baik sehinnga harus dikembalikan.
c.       Untuk mengantisipasi bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
d.      Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi.
e.       Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
f.       Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya dimana keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi dengan memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut.
g.      Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau penjualannya.
            Persediaan  adalah merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus-menerus diperoleh, diubah, yang kemudian dijual kembali. Sebagian besar sumber-sumber perusahaan juga sering dikaitkan di dalam persediaan yang akan digunakan dalam perusahaan pabrik. Nilai persediaan harus dicatat, digolong-golongkan menurut janisnya yang kemudian dibuat perincian masing-masing barangnya dalam suatu periode yang bersangkutan.

7.2       Jenis Persediaan
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa persediaan adalah sangat penting artinya bagi suatu perusahan pabrik karena berfungsi menghubungkan antara opersi yang berurutan dalam pembuatan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen. Hal ini berarti, dengan adanya persediaan memungkinkan terlaksananya  operasi produksi, karena faktor waktu antara operasi itu dapat diminimumkan atau dihilangkan sama sekali. Persediaan dapat diminimumkan  dengan mengadakan perencanaan produksi yang lebih baik, serta organisasi bagian produksi yang lebih efisien. Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara yaitu :
A.    Jenis Persediaan Menurut Fungsinya
Persediaan menurut fungsinya dapat dibagi menjadi
a.      Batch Stock / Lot Size Inventory
Yaitu persediaan yang diadakan karena pihak perusahaan membeli atau membuat bahan-bahan  atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat itu. Jadi dalam hal ini pembelian atau pembuatan dilakukan untuk jumlah  besar, sedang penggunaan atau pengeluaran dalam jumlah kecil. Persediaan ini timbul bila mana bahan atau barang yang dibeli, dikerjakan atau dibuat atau diangkut dalam jumlah besar (bulk), sehingga barang-barang diperoleh lebih banyak dan cepat dari pada penggunaan atau pengeluarannya, dan untuk sementara terciptalah suatu persediaan. Perlu diketahui adalah relatif lebih menguntungkan apabila dilakukan pembelian dalam jumlah yang besar, karena adanya kemungkinan untuk mendapatkan potongan harga pembelian, biaya pengangkutan per unit yang lebih murah dan penghematan dalam biaya-biaya lainnya yang mungkin diperoleh.
Untuk itu perlu dibandingkan antara penghematan-penghematan karena mengadakan pembelian secara besar-besaran dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan tersebut, seperti biaya sewa gudang, biaya investasi, resiko penyimpanan dan sebagainya. Jadi keuntungan yang akan diperoleh dari dari adanya Lot Size Inventory ini antara lain adalah :
1)      Memperoleh potongan harga pada harga pembelian.
2)      Memperoleh efisiensi produksi (manufacturing economies) karena adanya operasi atau production run yang lebih lama.
3)      Adanya penghematan di dalam biaya angkutan.
b.      Fluctuation Stock
Persedian yang diadakan untuk mengahadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
c.       Anticipation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan atau permintaan yang meningkat.
B.     Jenis Persediaan Menurut Fisiknya
Persediaan (inventory) ditujukan untuk mengatisipasi kebutuhan permintaan. Permintaan ini meliputi, persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap, dan komponen-komponen lainnyayang menjadi bagian keluaran produk perusahaan. Jenis persediaan ini sering disebut dengan istilah persediaan keluaran produk (product output)
Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara pengelolaannya yang berbeda. Persdiaan menurut bentuk fisiknya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :
1.      Persediaan bahan mentah (raw material) yaitu persediaan barang-barang berwujud, seperti besi, karet mentah, kayu serta komponen-komponen lainnya yang digunakan dalam proses produksi.
2.      Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased part / component), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
3.      Persediaan barang pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4.      Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
5.      Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirm kapada pelanggan.

7.3       Fungsi Persediaan
Fungsi Decoupling Adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaanya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses individual perusahaan terjaga “kebebasannya”. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para pelanggan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuation stock.
Fungsi Economic Lot Sizing Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan perunit jadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko dan sebagainya)
Fungsi Antisipasi Apabila perusahaan mengahadi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional inventories). Disamping itu, perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan barang-barang selama periode tertentu. Dalam hal ini perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang disebut persediaan pengaman (safety stock / inventories).

7.4       Penyebab Persediaan
Penyebab timbulnya persediaan adalah sebagai berikut :
1.      Mekanisme pemenuhan atas permintaan. Permintaan terhadap suatu barang tidak dapat dipenuhi seketika bila barang tersebut tidak tersedia sebelumnya. Untuk menyiapkan barang ini perlu waktu untuk pembuatan dan pengiriman, maka adanya persediaan merupakan hal yang sulit dihindarkan.
2.      Keinginan untuk meredam ketidakpastian.  Ketidakpastian terjadi akibat : permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun waktu kedatangan, waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan antara satu produk dengan produk berikutnya, waktu tenggang yang cenderung tidak pasti karena banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan. Ketidakpastian ini dapat diredam dengan mengadakan persediaan.
            Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan mendapatkan keuntungan besar dari kenaikan harga di masa mendatang.
7.5       Sistem Persediaan
Sistem persediaan adalah suatu mekanisme mengenai bagaimana mengelola masukan-masukan yang sehubungan dengan persediaan menjadi out put, dimana untuk itu diperlukan umpan balik agar out put memenuhi standar tertentu. Mekanisme sistem ini adalah pembuatan serangkaian kebijakan yang memonitor tingkat persediaan, menentukan persdiaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianyaproduk jadi, barang dalam proses, komponen dan bahan baku secara optimal, dalam kuantitas yang optimal, dan pada waktu yang optimal. Kriteria optimal adalah optimasi biaya total yang terkait dengan persediaan, yaitu biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya kekurangan persediaan.
Variabel keputusan dalam pengendalian persediaan  dapat diklasifikasikan kedalam variabel kuantitatif dan variabel kualitatif. Secara kuantitatif, variabel keputusanpada pengendalian sistem persediaan adalah sebagai berikut.
1.      Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan atau dibuat.
2.      Kapan pemesanan atau pembuatan harus dilakukan.
3.      Berapa jumlah persediaan pengaman.
4.      Bagaimana mengendalian persediaan.
Secara kualitatif, masalah persediaan berkaitan dengan sistem pengoperasian persedian yang akan menjamin kelancaran pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut.
1.      Jenis barang apa yang dimiliki
2.      Di mana barang tersebut berada.
3.      Berapa jumlah barang yang sedang dipesan.
4.      Siapa saja yang menjadi pemasok masing-masing item.
Secara luas, tujuan dari sistem persediaan adalah menemukan solusi optimal terhadap seluruh masalah yang terkait dengan persediaan. Dikaitkan dengan tujuan umum perusahaan, maka ukuran optimalitas pengendalian persediaan sering kali diukur dengan keuntungan maksimum yang tercapai. Karena perusahaan memiliki banyak subsistem lain selain persedian, maka mengukur kontribusi pengendalian persediaan dalam mencapai total keuntungan bukan hal mudah. Optimalisasi pengendalian persdiaan biasanya diukur dengan total biaya minimal pada suatu periode tertentu.

7.6       Biaya Persediaan
Untuk pengambilan keputusan penentuan besarnya jumlah persedian, biaya-biaya variabel berikut ini harus dipertimbangkan:
a.       Biaya penyimpanan (Holding Cost atau carriying cost)
Adalah biaya yang timbul karena perusahaan menyimpan persediaan dan biasanya terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya-biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah:
o             Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan,
o             Biaya modal (opportunity cost of capital)
o             Biaya keusangan.
o             Biaya penghitungan fisik.
o             Biaya asuransi persediaan.
o             Biaya pajak persediaan.
o             Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan.
o             Biaya penanganan persedian dan sebagainya.
b.      Biaya pemesanan atau pembelian (ordering costs atau procurement costs)
Adalah biaya yang berhubungan dengan pemasaran dan pengadaan barang atau pembelian barang. Biaya-biaya ini meliputi :
o             Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi.
o             Upah.
o             Biaya telepon.
o             Pengeluaran surat menyurat.
o             Biaya pengepakan dan penimbangan.
o             Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan.
o             Biaya pengiriman ke gudang.
o             Biaya utang lancar dan sebagainya.
c.       Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (Stock out cost. atau shortage costs)
Adalah biaya yang ditimbulkan apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya-biaya yang termasuk biaya kekurangan bahan adalah sebagai berikut:
o   Kehilangan penjualan
o   Kehilangan langganan.
o   Biaya pemesanan khusus.
o   Biaya ekspedisi.
o   Selisih harga
d.      Biaya penyiapan (manufacturing) atau set-up cost.
Biaya-biaya ini terdiri dari:
o             Biaya mesin-mesin menganggur.
o             Biaya persiapan tenaga kerja langsung
o             Biaya penjadwalan.
e.       Biaya ekspedisi dan sebagainya.

7.7       Model P
Model P adalah suatu model  persediaan yang variabel keputusannya adalah periode pemeriksaan persediaan (berapa hari / minggu / bulan / periode sekali pemeriksaan dilakukan pada persediaan ). Dalam model ini, jumlah unit yang dipesan akan berubah-ubah tergantung sisa atau jumlah persediaan saat diperiksa. Jika pada saat diperiksa, jumlah sediaan di gudang masih banyak, maka dipesan sedikit. Jika sisa persediaan tinggal sedikit, dipesan dalam jumlah yang besar. Besar kecilnya jumlah pesanan akan berubah-ubah tergantung sisa, sementara variabel yang ditetapkan adalah jarak waktu pemeriksaan.

7.8        Model Q
Dikatakan medel Q karena variabel keputusan dalam model ini adalah Q ( yang menotasikan kuantitas ) pesanan. Kriteria optimal adalah total biaya persediaan yang minim. Metode ini diperkenalkan oleh Ford Harris dari Westinghouse pada tahun 1915. metode ini dikembangkan atas fakta adanya biaya variabel dan biaya tetap dari proses produksi atau pemesanan barang. Jika suatu barang dipesan dari pemasok, berapapun jumlah barang yang dipesan, biaya pemesanan besarnya selalu sama. Artinya, biaya pemesanan tidak tergantung pada jumlah pemesanan melainkan pada berapa kali jumlah pemesanan. Selain itu ada biaya yang berubah jika jumlah unit yang diproduksi atau dipesan berubah. Yang termasuk dalam kategori ini adalah harga barang, biaya penyimpanan, biaya penanganan, dan lain-lain.
Model yang dikembangkan oleh Ford Harris adalah sebagai berikut
Dimana            q0         = Pemesanan Optimal
            D         = Permintaan Bahan Baku selama setahun
            Cs        = Biaya Pemesanan per sekali pesan
            Cc        = Biaya simpan.

7.8.1        Menentukan jumlah reorder point (ROP)
Reorder adalah titik pemesanan kembali yaitu batas dari jumlah persediaan yang ada pada saat dimana pemesanan harus kembali dilakukan. Besarnya penggunaan bahan baku selama bahan baku yang dipesan belum diterima ditentukan oleh dua faktor :
·        Lead time
·        Tingkat pemakaian rata-rata.
Jadi besarnya penggunaan bahan baku selama bahan baku yang dipesan belum diterima merupakan hasil perkalian dari dua faktor diatas. Setelah dikatahui berapa besar penggunaan bahan selama bahan baku yang dipesan belum diterima maka tindakan pemesanan kembali dapat dilakukan. Rumus yang digunakan adalah :

ROP = dL+ZSdL
 
 




dimana :
ROP  = Titik Pemesanan Kembali
dL      = Permintan Kebutuhan Rata-Rata Selama Lead Time
Z   = Tingkat Keyakinan Yang Diinginkan
SdL     = Standar Deviasi Selama Lead Time

7.8.2    Menentukan ongkos total persediaan
Pada tahap ini akan dilakukan perhitungan total terhadap ongkos pengendalian persediaan yang telah diperoleh sebelumnya dengan memperhatikan jumlah pemesanan yang optimal dan titik pemesanan kembali sehingga diperoleh ongkos total persedian yang optimal pula. Rumus yang digunakan adalah :
 
 

Dimana     TC  = Total Cost
           q0     = Pemesanan Optimal
           Cc   = Ongkos Simpan
            D    = Permintaan Bahan Baku Selama Setahun
                 Cs   = Ongkos Pemesanan
8.         Daftar Pustaka
Buffa, Elwood S., (2000), Manajemen Operasi, Bumi Aksara, Jakarta.
Rangkuti, Freddy, (2000), Manajemen persediaan, Rajawali Pers, Jakarta.
Schroeder, Roger G., (2004), Manajemen Opreasi, Edisi III, Erlangga, Jakarta.